Laba Bersih TINS Naik 7,5 kali

PT Timah Tbk membukukan laba bersih tahun 2007 sebesar Rp
1,78 triliun atau Rp 3.546 per saham, lebih tinggi 757% dibandingkan
tahun 2006 sebesar Rp 208,1 miliar atau Rp 414 per saham.

Meroketnya laba bersih perseroan pada tahun 2007 disebabkan oleh
peningkatan kinerja perseroan serta naiknya harga logam timah dunia yang
didukung membaiknya situasi industri pertimahan nasional.

Penegakan hukum dalam kegiatan penambangan timah memberikan kontribusi
yang signifikan pada membaiknya situasi industri pertimahan di
Indonesia. Hal ini diikuti oleh langkah pemerintah dengan menerbitkan
Keputusan Menteri Perdagangan No.4 tahun 2007 telah berhasil memelihara
kondisi kegiatan industri penambangan timah menjadi semakin kondusif.

Demikian penjelasan Sekretaris Korporat PT Timah Tbk Abrun Abubakar,
dalam siaran pers, Selasa (1/4/2008).

Selain itu terkendalinya ekspor logam timah dari Indonesia telah
mempengaruhi tingkat harga logam timah di pasar global. Harga tertinggi
logam timah dunia selama tahun 2007 adalah 17.300 US$/Mton dan terendah
adalah 10.175 US$/MTon dengan harga rata-rata sebesar 14,529 US$/Mton,
meningkat 166% dari harga rata-rata logam timah dunia tahun 2006 sebesar
8,763 US$/Mton. Saat ini PT Timah menguasai kurang lebih 18% dari total
pasokan dunia dengan total produksi tahun 2007 sebesar 58.325 Mton

Pendapatan perseroan pada tahun 2007 mencapai Rp 8,542 triliun atau 110%
lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan tahun 2006 sebesar Rp 4,076
triliun.

Kontribusi terbesar pendapatan perseroan didapatkan dari penjualan logam
timah sebesar 91,15% sementara hasil penjualan batubara memberikan
kontribusi sebesar 8,6%. Pendapatan dari penjualan logam timah meningkat
225,7% dari Rp 3,450 triliun pada tahun 2006 menjadi Rp 7,786 triliun.

Peningkatan ini disebabkan oleh volume penjualan logam timah yang
meningkat cukup signifikan dan oleh lebih tingginya harga rata-rata
logam timah yang diterima perseroan. Volume penjualan logam timah
meningkat sebesar 38% dari 42.613 Mton pada tahun 2006 menjadi 58.927
Mton pada tahun 2007.

Harga rata-rata logam timah yang diterima perseroan tahun 2007 sebesar
US$ 14,474 per ton adalah 64% lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata
US$ 8.844 per ton pada tahun 2006. Sementara kurs rata-rata nilai tukar
dolar AS terhadap rupiah pada tahun 2007 dan tahun 2006 relatif stabil.
Kurs rata-rata nilai tukar dolar AS tahun 2006 sebesar Rp 9.166/US$ dan
pada tahun 2007 sebesar Rp 9.129/US$.

Sedangkan produksi logam timah tahun 2007 adalah sebesar 58.325 Mton,
31% lebih tinggi dibandingkan dengan produksi tahun 2006 sebesar 44.689
Mton.

Usaha di bidang batubara tetap memberikan kontribusi berarti bagi
perseroan. Pengadaan batubara, baik yang dihasilkan oleh PT Tanjung Alam
Jaya maupun yang dibeli dari mitra usaha diperoleh sebesar 0,9% dari
2.145.254 ton tahun 2006 menjadi 2.164.885 ton pada tahun 2007.
Sedangkan volume penjualan meningkat 36% dari 1.784.305 ton pada tahun
2006 menjadi 2.430.836,5 ton pada tahun 2007.

Total aset perseroan naik 45% dari Rp 3,462 triliun menjadi Rp 5,032
triliun. Pada tahun 2007 perseroan mengambil kebijakan untuk melunasi
seluruh pinjaman jangka pendek, sebelumnya pada tahun 2006 perseroan
memiliki pinjaman jangka pendek sebesar Rp 692,4 miliar. Utang usaha
juga menurun sebesar 44% dibandingkan tahun sebelumnya, tahun 2006
sebesar Rp 341,8 miliar menjadi Rp 190,5 miliar.

Total ekuitas meningkat 100% menjadi sebesar Rp 3,359 triliun pada tahun
2007 dibandingkan Rp 1,676 triliun pada tahun 2006.

0 comments: