Tangani Saham Pecundang Secara Saksama

Ketika membeli saham, investor mengharapkan harganya akan naik. Namun ada kalanya, bukannya naik, harga saham merosot karena satu dan lain hal. Haruskah investor tersebut menjual, memegang, atau malah membeli lebih banyak?

Strategi mengelola saham yang mengalami penurunan harga ( losers ) bukanlah persoalan sederhana. Kadang strategi ini memerlukan penanganan yang saksama, bahkan bila jadi memerlukan riset tambahan. Selain itu, berbagai situasi bisa dijumpai ketika mengelola saham pecundang ini

Situasi apa yang bisa muncul pada saham pecundang ini? Misalnya saja, penurunan haraga berlangsung sangat cepat dan tajam, sehingga menjual saham tersebut tidak menghasilkan dana yang memadai untuk direinvestasikan. Riset tambahan tentang fundamental perusahaan dapat menjadi alasan untuk mengambil tindakan atas saham yang dipegang investor dalam situasi seperti itu.

Penurunan harga secara tajam tidak selalu akibat dari melemahnya faktor fundamental. Meskipun turun drastic, tetapi sebetulnya scara fundamental saham tersebut bisa jadi masih bagus. Berbagai hal bisa mnyebabkan penurunan harga, mulai dari rumor negatif atau situasi temporer lain dapat memukul harga saham sampai undervalued. Pulihnya saham undervalued ini bisa memerlukan waktu beberapa minggu atau bulan atau bahkan lebih dari setahun

Jual Habis dan Reposisi

Salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan investor ketika melihat saham yang dipegangnya mengalami penurunan harga adalah waktu yang diperlukan bagi saham tersebut untuk bisa pulih. Waktu sangat penting karena itu berarti potensi profit yang hilang. Sekiranya waktu yang diperlukan untuk pulih adalah lama, maka saham tersebut bisa dijual dan asset diinvestasikan ditempat lain, sehinggga memperbaiki kerugian dan membwa gain baru. Jika investor memegang saham bank yang sedang dalam proses rekapitalisasi, apalagi prosesnya menimbulkan kontroversi, maka sebaiknya investor tersebut melepaskan saham tersebut dan memutar dananya ditempat lain. Pasalnya, proses menuju pemulihan bisa memerlukan beberapa tahun.

Jika keputusan untuk menjual saham sudah diambil, maka keputusan itu harus diambil secepatnya. Dalam hal ini, penentuan waktu (timing) sangat krusial. Saham hendaknya dijual dengan harga pasar terbaik yang ada (market order), bukannya limit sell order. Memang, dengan limit order investor dapat memperoleh harga jual satu atau dua poin lebih tinggi, tetapi menggunakan limit sell order dapat menyebabkan keterlambatan. Aplagi kalau limit sell order lama baru tereksekusi. Timing untuk menjual, sering kali lebih penting daripada maksud untuk memperoleh hasil penjualan satu atau dua poin lebih tinggi dengan limit order.

Beberapa ini adalah beberapa faktor penting lain untuk dipertimbangkan sebelum investor menjual saham pecundang:

· Dapatkah hasil penjualannya direinvestasikan di saham lain? Meskipun membeli saham baru tidak mungkin dilakukan di pasar yang sedang menurun, tetapi dana hasil penjualan dapat diparkir di Reksa Dana Pasar Uang. Idealnya, sebelum memutuskan menjual, investor mempunyai target saham yang akan di beli atau dikemanakan dananya

· Apakah sahamnya mempunyai kinerja yang lebih jelek dibandingkan dengan pasar atau saham sejenis (under performing)? Menjual saham yang underperforming dalam pasar yang mengalami tren kenaikan adalah masuk akal. Setidaknya, investor tidak sulit menemukan saham lain untuk dibeli. Selain itu, kalau di bull market saham tersebut sulit naik, kemungkinan naik di pasar yang bearish lebih kecil lagi

· Apakah pasarnya datar? Dalam pasar yang datar dan atau bearish, investor dapat mempertimbangkan pilihan-pilihan lain, seperti menempatkan dananya dalam investasi temporer seperti saham yang membayar dividen yang bagus atau di pasar uang.

Banyak investor mamakai strategi “ ambil kerugian 10% “. Angka 10% ini, atau mungkin angka lain, menunjukkan potensi kerugian yang siap ditanggung investor. Artinya jika nilai saham yang mereka pegang turun 10%, mereka akan secara otomatis melikuidasi posisinya. Daripada menjual dengan jumlah kerugian yang siap ditanggung seperti ini, lebih baik investor untuk mendasarkan keputusan investasi pada apa yang terjadi atas saham tersebut di pasar. Bila jadi penurunan 10% tersebut sejalan dengan penurunan pasar atau sektor. Strategi “ambil kerugian 10%” sebaiknya digunakan sebagai signal untuk mengamati lebih dekat apa yang terjadi dengan saham tersebut, bukan lantas menjualnya. Gunakan informasi hasil pengamatan ini untuk menjadi alasan menjual.

Sekali sebuah strategi direncanakan, hendaknya dilakukan segera. Menunggu yang terjadi bisa berbahaya. Sedikit investor mempunyai kemewahan untuk duduk dan menunggu pasar selama sesi perdagangan.

Mengambil Posisi Lebih Besar

Ada kalanya muncul situasi dimana menjual saham pecundang bukan merupakan pilihan terbaik. Sebaliknya, seorang investor dapat mengambil posisi yang lebih besar atas saham tersebut. Langkah ini dapat dilakukan kalau investor sedang melihat perubahan arah dalam laba perusahaan dan pemulihan harga. Meskipun kebijaksanaan strategi ini sering diperdebatkan dan spekulatif, tetapi efektif terutama jika investor mempunyai pengalaman yang dalam tentang kekuatan finansial perusahaan dan kemampuanya untuk berkembang.

Langkah ini dilakukan jika penurunan harga terjadi bukan karena melemahnya fundamental perusahaan tetapi karena pergerakan pasar. Dengan fundamental yang sama investor bisa membeli saham yang sama dengan harga murah.

Jual Dulu, Beli Lagi Nanti

Ada saatnya investor lebih baik menjual saham yang sedang menurun harganya. Langkah ini terutama bisa dilakukan kalau penurunan harga secara keseluruhan yang sifatnya agak permanent. Strategi ini bisa dilakukan terhadap saham yang diperkirakan akan memerlukan waktu lama untuk dapat pulih. Ini misalnya saham di sektor siklikal, yang baru saja sedang bergeser dari atas. Nantinya, kalau sektor ini sudah sampai di bawah, investor dapat membelinya lagi.

Strategi ini juga dapat digunakan dalam pasar yang berbalik arah dari tren kenaikan menuju tren penurunan. Nantinya, kalau ada tanda-tanda pasar akan berbalik rah lagi, investor dapat membelinya kembali. Dalam hal ini, investor tentu saja harus mengenal secara mendalam faktor fundamental saham ini dan yakin bahwa perusahaan tersebut mampu bertahan selama penurunan pasar, atau siklus industri. Dangan kata lain, investor harus mempunyai alasan-alasan fundamental untuk mempercayai laba perusahaan akan pulih, tetap stabil, dan terus tumbuh.

Pegang Sambil Menunggu Pulih

Pilihan lain adalah semata-mata memegang saham tersebut dan menunggu harganya bisa pulih. Bisa jadi waktu penantian yang diperlukan akan lama. Namun langkah ini masuk akal jika investasi awal jumlahnya besar dan harganya jatuh banyak sehingga hasil penjualan mungkin tidak cukup untuk diinvestasikan kembali. Jika orang mempunyai banyak saham yang dibeli dengan harga Rp. 1000 perlembar dan kini harganya tinggal Rp. 100 perlembar, mungkin investor akan memegangnya dan mengharapkan yang terbaik.

Salah satu yang dipertimbangkan bila ingin tetap memegang saham tersebut adalah kemungkinan akan adanya akuisisi oleh perusahaan lain dan harga akuisisi berada di atas harga terakhir, atau masih memiliki potensi untuk pulih meskipun lama. Atau kalau tidak, nilai buku saham tersebut di atas harga pasar, sehingga kalau perusahaan dilikuidasi masih akan memperoleh hasil pembagian likuidasi yang lebih besar daripada harga saham.

Namun kemungkinan tersebut tidak ada, ya apa boleh buat : juallah kalau masih ada yang mau membeli.

Caveat Emptor

Banyak investor aktif akan secara otomatis melikuidasi posisinya kalau harganya sudah menurun sebanyak potensi risiko yang siap diambil, apakah 10 dan 15%. Setah itu investor tersebut akan bergerak ke peluang lain. Sebaiknya keputusan untuk menjual tidak didasarkan pada angka, tetapi pada jawaban yang diberikan untuk, setidaknya, beberapa pertanyaan di bawah ini .

· Mengapa saham tersebut menurun harganya?

· Pernahkah saham tersebut pulih dari kondisi serupa di masa lalu?

· Adakah alasan lain untuk menyimpan, atau bahkan membeli lebih banyak?

· Berapa waktu yang dibutuhkan untuk pulih?

Keputusan untuk menambah, menjual, atau memegang saham yang sedang menurun harganya tergantung pada situasi individual. Kalau investor percaya saham tersebut akan pulih dan waktu pemulihan tidah lebih lama daripada time horizonnya investor dapat menahan penurunan harga tersebut. Apa pun hasilnya, jika keputusan sudah dibuat, sebaiknya dilakukan dengan cepat.

Read More......

Carilah Emiten yang Melakukan Buyback

Kalau ada perusahaan yang mengumumkan untuk membeli kembali sahamnya (melakukan buybackI, bagaimana sikap investor sebaiknya? (Logika sederhana menyatakan bahwa “kalau emiten saja ingin membeli tentu saham tersebut layak dibeli investor,” Benarkah rencana buyback berarti tanda baik bagi investor?

Apa Pengaruh Buyback Bagi Fundamental Emiten

Terlepas dari upaya mencegah kemerosotan harga, buyback tidak menyebabkan terjadinya transfer aset secara langsung kepada pemegang saham. Pasalnya dana yang digunakan adalah laba emiten, yang pada hakikatnya hak pemegang saham. Selain itu adaaperaturan yang membatasi kenaikan harga selama aksi buyback berlangsung. Peraturan menentukan bahwa saham harus dibeli kembali di bawah atau pada harga yang sama dengan harga perdagangan sebelumnya. Selain itu ada batasan lain : pembelian dibatasi hanya 10% dari saham yang beredar untuk menjaga agar setelah buyback likuiditas di pasar tetap ada.

Langkah buyback dimaksudkan untuk meningkatkan nilai (value) pemegang saham. Karena saham yang dibeli tidak mempunyai hak suara dan hak atas deviden maka hak atas suara dan dividen menjadi hak pemegang saham yang ada. Dengan demikian value saham tersebut meningkat, jika tidak ada faktor lain yang mempengaruhi. Mungkin emiten mempunyai alasan lain ketika melakukan buyback, yakni untuk tujuan investasi. Nantinya, kalau harga sahamnya bagus saham tersebut bisa dilepas kembali di pasar dan menikmati gain.

Berita Baik dan Buruk

Pengumuman rencana buyback seringkali disertai dengan pernyataan bahwa saham tersebut di pasar cukup murah dan layak untuk dijadikan investasi. Tetapi mempertimbnagkan dampak dari pengumuman buyback tersebut, timbul tanda apakah pengumuman tersebut hanya window dressing atau memang betul – betul akan dilakukan?

Sebetulnya, pembelian kembali saham oleh perusahaan mempunyai sisi baik dan buruk sekaligus. Majalah Forbes edisi November 1997 misalnya melaporkan bahwa menyusul adanya koreksi DJI sebesar 508 poin pada Oktober 1987, lebih dari 700 perusahaan mengumumkan pembelian kembali saham. Dampak segera dari langkah tersebut adalah berkurangnya jumlah saham beredar. Dengan asumsi permintaan tetap ada, maka ada kelebihan permintaan dan jelas mendongkrak harga ke atas. Karena banyak emiten yang melakukan maka buyback banyak membantu pemulihan pasar secara keseluruhan.

Di sisi lain, perusahaan sering mengunakan buyback jika mereka mempunyai berita buruk yang harus dilaporkan. Misalnya saja, rencana buyback diumumkan pada saat melaporkan berita negatif, misalnya penurunan laba. Perusahaan berita tentang buyback akan menandingi berita buruk sehingga dampaknya pada harga akan berubah dari negative menjadi netral.

Bagaimana untuk Investor Jangka panjang?

Melihat harga saham naik beberapa persen poin dalam beberapa hari adalah impian para investor jangka pendek.

Analisis saham menghitung nilai intrinsik saham berdasar potensi pertumbuhan laba per saham. Dengan adanya buyback maka “nilai intrinsik” saham tersebut akan meningkat. Pada gilirannya ini akan mengangkat harga saham tersebut di pasar. Tetapi kenaikan harga harus sebanding dengan tambahan nilai yang masuk menyusul adanya buyback. Membayar harga yang tinggi saat buyback dapat menyebabkan masalah : pertama merusakkan value saham dan kedua, menggunakan dana perusahaan dengan cara yang tidak mendatangkan hasil besar.

Adalah selalu bagus untuk selalu bersikap waspada di pasar modal. Dalam kondisi normal, perusahaan yang mempunyai uang kas lebih akan berekspansi, apakah membuka gerai baru atau membangun pabrik baru. Langkah ini akan menimbulkan rasa nyaman di kalangan investor dan pelanggan karena mereka percaya di tangan emiten uang mereka dapat berkembang lebih baik daripada mereka kelola sendiri. Atau kalau emiten tidak mampu memberikan hasil yang lebih besar (daripada kalau dana tersebut dikelola para pemegang saham), emiten bisa mengembalikan labanya kepada pemegang saham dalam bentuk dividen.

Tetapi bagaimana jika perusahaan membeli sahamnya sendiri? Apakah manajemen tidak mempunyai rencana lebih baik untuk memanfaatkan uang yang ada? Apakah mereka kehabisan ide untuk berekspansi? Buyback tidak secara otomatis menambah potensi pertumbuhan emiten. Apakah dengan membeli kembali sahamnya lebih kecil risikonya daripada berekspansi? Kalau memang pasar tidak memungkinkan , adalah masuk akal bagi perusahaan yang kelebihan cash untuk melakukan buyback. Apalagi kalau kondisi di pasar uang tidak menguntungkan, misalnya bunga rendah. Inilah yang menjadi perhatian yang harus dipunyai investor jangka panjang dan calon investor.

Satu hal lain yang perlu ditanyakan oleh investor jangka panjang adalah apa yang terjadi dengan saham (yang dibeli kembali). Mungkin ada makna tersembunyi dari buyback. Misalnya saham yang dibeli kembali akan digunakan untuk pensiun karyawan dan stock option plans, yang diperbolehkan oleh peraturan. Jelas, buyback akan berdampak positif jika saham yang masuk kembali ke portable akan dijual dengan memperoleh capital gain. Tetapi dampaknya akan negatif kalau dijual dengan diskon. Misalnya emiten melakukan buyback dengan Rp 2.000 per lembar dan menjualnya ke karywan dengan Rp 1.000

Caveat Emptor

Pengumuman buyback saham mempunyai banyak implikasi. Buyback akan meningkatkan laba per saham karena jumlah saham beredar lebih sedikit sehingga harga saham dapat naik sesudah pengumuman buyback, terutama dalam pasar yang meningkat. Tetapi investor hendaknya waspada kalau rencana buyback disertai dengan berita buruk. Pemahaamn tentang fundamental emiten dan nilai sejati dari saham tersebut dapat membantu investor memutuskan apakah akan membeli atau menjual sham tersebut.

Read More......

Menyimpan Dana dan Menemukan Personal Budget Yang Tepat Bagi Anda

Saat ini banyak orang yang sulit mengelola keuangan mereka. Oleh karena itu, banyak pihak yang menggunakan jasa konsultan wealth management. Namun, sesungguhnya Anda dapat melakukannya sendiri. Dapatkanlah tips untuk menyimpan dana dan mengembangkan budget pribadi yang cocok bagi Anda. Tips menyimpan dana mencakup menemukan bagaimana anggaran rumah tangga Anda bekerja dan tips untuk mengatur segala budget Anda serta cara untuk mengelola tagihan bulanan.

Tips menyimpan dana :
1. Menciptakan budget pribadi
Terdapat beberapa tips menyimpan dana yang dapat Anda gunakan untuk membuat budget bekerja. Budget rumah tangga terkadang jatuh karena keluarga mencoba untuk memperbanyak pengeluaran dan merencanakan masa depan. Sangat penting untuk menentukan dari awal bahwa mempertahankan budget pribadi sangat menyulitkan dan bukanlah proses yang sempurna. Mempertahankan tujuan Anda dengan pengeluaran realistis Anda dapat membantu menyimpan dana.

2. Membuat anggaran rumah tangga Anda bekerja
Guna memberikan ruang bagi anggaran pribadi Anda, tips menyimpan dana mencakup memikirkan tujuan jangka pendek terhadap tujuan jangka panjang Anda. Sangat penting untuk mencakupkan pembelian mobil baru atau mobil bekas pada budget Anda sepanjang lima tahun kedepan. Mencakup biaya sesungguhnya bagi liburan, pernikahan, ulang tahun atau pengeluaran lainya sehingga tetap berfokus pada biaya estimasi Anda terhadap tujuan jangka panjang.

3. Penggunaan kartu kredit
Kartu kredit dirancang untuk mengurangi hutang dengan bunga yang tinggi. Menggunakan kartu kredit dengan bunga yang rendah akan membantu mengurangi budget rumah tangga Anda karena hutang dengan bunga yang tinggi dapat membunuh Anda. Anda akan menyimpan dana dalam jangka pendek dengan pengurangan tagihan bulanan. Menggunakan kartu kredit dengan bunga yang rendah dapat mengurangi tagihan bulanan Anda. Melakukan transfer saldo menuju kartu kredit dengan biaya yang rendah juga dapat membantu tagihan bulanan menjadi lebih sedikit.

Demikianlah beberapa tips mengelola dana yang Anda miliki. Lakukanlah sebaik-baiknya dan hindarilah beberapa pengeluaran yang tidak penting bagi Anda. Selamat mengelola dana Anda. Semoga beberapa langkah Anda dapat membawa keberhasilan.

Read More......