Carilah Emiten yang Melakukan Buyback

Kalau ada perusahaan yang mengumumkan untuk membeli kembali sahamnya (melakukan buybackI, bagaimana sikap investor sebaiknya? (Logika sederhana menyatakan bahwa “kalau emiten saja ingin membeli tentu saham tersebut layak dibeli investor,” Benarkah rencana buyback berarti tanda baik bagi investor?

Apa Pengaruh Buyback Bagi Fundamental Emiten

Terlepas dari upaya mencegah kemerosotan harga, buyback tidak menyebabkan terjadinya transfer aset secara langsung kepada pemegang saham. Pasalnya dana yang digunakan adalah laba emiten, yang pada hakikatnya hak pemegang saham. Selain itu adaaperaturan yang membatasi kenaikan harga selama aksi buyback berlangsung. Peraturan menentukan bahwa saham harus dibeli kembali di bawah atau pada harga yang sama dengan harga perdagangan sebelumnya. Selain itu ada batasan lain : pembelian dibatasi hanya 10% dari saham yang beredar untuk menjaga agar setelah buyback likuiditas di pasar tetap ada.

Langkah buyback dimaksudkan untuk meningkatkan nilai (value) pemegang saham. Karena saham yang dibeli tidak mempunyai hak suara dan hak atas deviden maka hak atas suara dan dividen menjadi hak pemegang saham yang ada. Dengan demikian value saham tersebut meningkat, jika tidak ada faktor lain yang mempengaruhi. Mungkin emiten mempunyai alasan lain ketika melakukan buyback, yakni untuk tujuan investasi. Nantinya, kalau harga sahamnya bagus saham tersebut bisa dilepas kembali di pasar dan menikmati gain.

Berita Baik dan Buruk

Pengumuman rencana buyback seringkali disertai dengan pernyataan bahwa saham tersebut di pasar cukup murah dan layak untuk dijadikan investasi. Tetapi mempertimbnagkan dampak dari pengumuman buyback tersebut, timbul tanda apakah pengumuman tersebut hanya window dressing atau memang betul – betul akan dilakukan?

Sebetulnya, pembelian kembali saham oleh perusahaan mempunyai sisi baik dan buruk sekaligus. Majalah Forbes edisi November 1997 misalnya melaporkan bahwa menyusul adanya koreksi DJI sebesar 508 poin pada Oktober 1987, lebih dari 700 perusahaan mengumumkan pembelian kembali saham. Dampak segera dari langkah tersebut adalah berkurangnya jumlah saham beredar. Dengan asumsi permintaan tetap ada, maka ada kelebihan permintaan dan jelas mendongkrak harga ke atas. Karena banyak emiten yang melakukan maka buyback banyak membantu pemulihan pasar secara keseluruhan.

Di sisi lain, perusahaan sering mengunakan buyback jika mereka mempunyai berita buruk yang harus dilaporkan. Misalnya saja, rencana buyback diumumkan pada saat melaporkan berita negatif, misalnya penurunan laba. Perusahaan berita tentang buyback akan menandingi berita buruk sehingga dampaknya pada harga akan berubah dari negative menjadi netral.

Bagaimana untuk Investor Jangka panjang?

Melihat harga saham naik beberapa persen poin dalam beberapa hari adalah impian para investor jangka pendek.

Analisis saham menghitung nilai intrinsik saham berdasar potensi pertumbuhan laba per saham. Dengan adanya buyback maka “nilai intrinsik” saham tersebut akan meningkat. Pada gilirannya ini akan mengangkat harga saham tersebut di pasar. Tetapi kenaikan harga harus sebanding dengan tambahan nilai yang masuk menyusul adanya buyback. Membayar harga yang tinggi saat buyback dapat menyebabkan masalah : pertama merusakkan value saham dan kedua, menggunakan dana perusahaan dengan cara yang tidak mendatangkan hasil besar.

Adalah selalu bagus untuk selalu bersikap waspada di pasar modal. Dalam kondisi normal, perusahaan yang mempunyai uang kas lebih akan berekspansi, apakah membuka gerai baru atau membangun pabrik baru. Langkah ini akan menimbulkan rasa nyaman di kalangan investor dan pelanggan karena mereka percaya di tangan emiten uang mereka dapat berkembang lebih baik daripada mereka kelola sendiri. Atau kalau emiten tidak mampu memberikan hasil yang lebih besar (daripada kalau dana tersebut dikelola para pemegang saham), emiten bisa mengembalikan labanya kepada pemegang saham dalam bentuk dividen.

Tetapi bagaimana jika perusahaan membeli sahamnya sendiri? Apakah manajemen tidak mempunyai rencana lebih baik untuk memanfaatkan uang yang ada? Apakah mereka kehabisan ide untuk berekspansi? Buyback tidak secara otomatis menambah potensi pertumbuhan emiten. Apakah dengan membeli kembali sahamnya lebih kecil risikonya daripada berekspansi? Kalau memang pasar tidak memungkinkan , adalah masuk akal bagi perusahaan yang kelebihan cash untuk melakukan buyback. Apalagi kalau kondisi di pasar uang tidak menguntungkan, misalnya bunga rendah. Inilah yang menjadi perhatian yang harus dipunyai investor jangka panjang dan calon investor.

Satu hal lain yang perlu ditanyakan oleh investor jangka panjang adalah apa yang terjadi dengan saham (yang dibeli kembali). Mungkin ada makna tersembunyi dari buyback. Misalnya saham yang dibeli kembali akan digunakan untuk pensiun karyawan dan stock option plans, yang diperbolehkan oleh peraturan. Jelas, buyback akan berdampak positif jika saham yang masuk kembali ke portable akan dijual dengan memperoleh capital gain. Tetapi dampaknya akan negatif kalau dijual dengan diskon. Misalnya emiten melakukan buyback dengan Rp 2.000 per lembar dan menjualnya ke karywan dengan Rp 1.000

Caveat Emptor

Pengumuman buyback saham mempunyai banyak implikasi. Buyback akan meningkatkan laba per saham karena jumlah saham beredar lebih sedikit sehingga harga saham dapat naik sesudah pengumuman buyback, terutama dalam pasar yang meningkat. Tetapi investor hendaknya waspada kalau rencana buyback disertai dengan berita buruk. Pemahaamn tentang fundamental emiten dan nilai sejati dari saham tersebut dapat membantu investor memutuskan apakah akan membeli atau menjual sham tersebut.

0 comments: