Potong Kerugian dan Cari Saham Pemenang

Ada pepatah kuno yang tetap berguna dipegang investor sampai sekarang : juallah saham yang mendatangkan kerugian, yakni saham yang sedang menurun harga dan nilainya ( losing stock ). Dengan logika yang sama, maka menjadi masuk akal untuk tetap memegang saham yang tetap memberikan hasil, sepanjang fundamental sahamnya tetap kuat ( winning stock )

Masalahnya adalah bagaimana mengetahui saham mana dapat dikatakan pecundang ( losers ). Apakah sebuah saham dapat dikatakan pecundang hanya karena investor dalam keadaan loss, yakni harga pasar sekarang berada di bawah harga beli?

Memang, setiap penurunan harga adalah situasi yang mendatangkan kerugian bagi investor. Dalam kondisi tertentu investor memang sebaiknya menjual, tetapi dalam situasi lain investor mungkin harus mengamati lebih cermat sebelum memutuskan untuk menjual. Penentunya adalah sebab-sebab penurunan harga. Jika sebab penurunan harga adalah kelemahan dalam seluruh pasar atau fluktuasi harga harian, maka masih akan bisa menjadi pemenang.

Jika sebab penurunan harga tersebut adalah faktor yang akan berdampak pada fundamental emiten dalam jangka panjang, mungkin saat itulah investor harus melakukan cut loss dan ganti portofolio, alias memindahkan dana ke saham lain. Setiap kejadian mempunyai dampak negatif pada laba atau pertumbuhan laba emiten di masa mendatang dapat dengan cepat mengubah saham menjadi pecundang. Faktor yang berdampak untuk jangka panjang ini antara lain: penurunan penjualan, kesulitan perpajakan, masalah-masalah legal, sektor industri yang lesu dan suku bunga yang lebih tinggi. Kalau menjumpai faktor-faktor tersebut, baik investor jangka panjang dan pendek dapat melikuidasi posisinya dan bergerak ke saham lain yang lebih potensial.

Nilai Pertumbuhan Laba

Value, dalam pengertian potensi pertumbuhan, didasarkan pada laba dan pertumbuhan laba. Untuk melihat value sebuah perusahaan calon investor sebaiknya melakukan analisa pendapatan dan mecari informasi lain tentang emiten yang dapat memberikan gambaran tentang kualitas laba. Jika laba diperoleh karena manajemen melakukan PHK atau menjual anak perusahaan atau asset perusahaan, maka kualitas laba tersebut tidak sebagus kalau datang dari peningkatan penjualan. Kalau pendapatan laba diperoleh dari menjual asset, maka investor harus lebih teliti menyelidiki dampak penjualan tersebut. Bisa jadi, penjualan asset ini dapat mengarah pada penurunan lebih lanjut dalam hal produktivitas. Akibatnya potensi pendapatan semakin lemah dan pada gilirannya hal ini akan menekan harga saham. Namun demikian, penjualan asset dapat membuat perusahaan lebih efisien sehingga meningkatkan kualitas laba dan bisa mengarah pada peningkatan harga saham.

Selain itu, calon investor harus menganalisa potensi pertumbuhan perusahaan dan mengamati pergerakan harga saham. Dari analisa tersebut dapat mencapai kesimpulan apakah nilai sebuah saham lebih mungkin naik, tetap datar atau mulai menurun. Dari sinilah kemudian keputusan investasi dibuat.

Tiga Situasi Khusus

Analisa bisa jadi menjadi sulit karena saham pemenang dapat secara temporer tampak seperti pecundang. Dengan demikian penurunan harga saham bukan selalu menjadi sinyal untiuk mulai menjual. Ada tiga situasi yang dapat membuat saham pemenang tampak seperti pecundang. Penurunan harga saham karena itu menjadi pengecualian untuk aturan “ juallah saham pecundang”.

Pertama, fluktuasi harga harian. Harga saham berfluktuasi naik atau turun dalam perdagangan dari hari ke hari. Pandangan sekilas pada grafik harian akan menunjukkan apakah penurunan harga masih dalam kisaran normal dari fluktuasi harian normal untuk saham individual. Harga saham bergerak dari satu kisaran dagang ( trading range ) ke kisaran dagang lain.

Kedua, penurunan pasar. Penurunan signifikan dalam pasar secara keseluruhan dapat menekan harga saham pemenang ke bawah. Semua saham dalam situasi ini tampak seperti atau menjadi pecundang. Yang paling sering, koreksi pasar yang tajam adalah waktu untuk merasa prihatin, tetapi tidak untuk menjadi panic. IHSG bisa turun puluhan poin sehari, tetapi bisa dengan cepat pulih. Saham-saham yang menjadi pemegang sebelum masa koreksi mungkin akan menjadi pemenang jika pasar pulih.

Ketika pasar secara keseluruhan berada dalam tren penurunan, maka harga saham paling bagus pun kemungkinan juga ikut turun. Dengan demikian, bukannya menjadi alasan untuk menjual, penurunan harga pada saham fundamental bagus malah memberikan peluang untuk membeli.

Jika tren terus berlanjut, investor hendaknya mempertimbangkan untuk menjual saham dan berada di pinggir ( sideline ), misalnya dengan memarkir dana di Reksadana Pasar Uang. Jika koreksi pasar terjadi secara mendadak dan tampak akan mengalami stabilisasi dalam beberapa hari, maka strategi terbaik akan mengambil posisi hold atau bahkan mengakumulasi lebih banyak. Kecuali kalau koreksi meluas dan diperkirakan akan bertahan lebih lama, atau saham pemenang akan berubah menjadi saham pecundang karena adanya perubahan bisnis. Salah satu indikasi bahwa koreksi akan meluas adalah kenaikan suku harga.

Ketiga, penurunan harga karena aksi profit taking. Peningkatan harga dalam jumlah signifikan secara mendadak dan bergerak ke kisaran yang baru, yang diikuti kelemahan adalah kejadian yang normal. Jika harga saham naik banyak, banyak investor akan mulai take profit, kenaikan harga tersebut mungkin baru saja dimulai. Sekali lagi, koreksi ini tidak akan membuat saham tersebut menjadi pecundang.

Caveat Emptor

Saham pemegang ( winning stock ) adalah saham-saham perusahaan yang menunjukkan pertumbuhan konsisten dalam penjualan, laba, dan harga. Saham-saham ini umumnya diterbitkan emiten yang memimpin di industrinya dan mempunyai perkembangan produk yang berkelanjutan untuk pasar yang baru atau yang sudah ada. Hal ini membuat penjualannya terus terjaga.

Saham pemegang hendaknya dipegang sampai fundamental yang membuatnya menjadi pemegang mulai melemah atau sampai harganya naik terlalu jauh dari laba ke depan. Kadang-kadang antisipasi dengan cepat melampaui pertumbuhan dan bahkan potensi pertumbuhannya. Jika ada berita tentang melemahnya laba maka harga saham akan tertekan ke bawah dan saham pemenang berubah menjadi saham pecundang. Saham pecundang mengambil uang investor dan oleh karen itu hendaknya dijual dan dilupakan sampai saham tersebut mengalami stabilisasi dan membangun kekuatan fundamental yang diperlukan untuk menjadi pemenang dimasa mendatang.

0 comments: