Bergabunglah dengan Kelab Investasi

Ini kasus nyata. Sebuah kelompok beranggotakan 10 profesional muda dari berbagai latar belakang profesi mengadakn pertemuan sebulan sekali. Tempat pertemuannya berpindah – pindah dari rumah satu anggota ke anggota yang lain. Sesekali mereka berkumpul di tempat – tempat wisata. Selain untuk bersosialisasi, setiap anggota kelompok mengumpulkan sejumlah uang.

Anda mungkin menduga bahwa kelompok tersebut mengadakan arisan, sebuah aktivitas sosial yang sangat umum. Memang mirip, tetapi bukan. Mereka adalah anggota sebuah kelab investasi (Investment Club). Kelab ini menghimpun uang dari anggotanya – anggotanya dan menginvestasikan dana yang terkumpul di pasar modal.

Di Indonesia, kelompok ini belum populer, tetapi jumlahnya semakin hari semakin banyak. Di beberapa negara, kelompok seperti ini banyak jumlahnya dan beberapa di antaranya sangat terkenal, sebagian karena usianya yang sudah tua atau kinerjanya yang mampu melebihi benchmark bahkan melebihi kinerja yang di capai fund manager professional. Banyak juga kelab investasi yang beranggotakan wanita.

Tetapi Bagaimana Prosesnya?

Sebuah kelab investasi umumnya dibentuk dengan ikatan yang sangat longgar. Seperti kasus di awal tulisan, kelab tersebut dibangun di atas dasar saling percaya. “Kami baru mulai dan dana yang kami kelola masih kecil sehingga kami belum memandang perlu untuk mengubah menjadi lembaga yang berbadan hukum,” kata salah seorang anggotanya.

Anggota kelompok tersebut mengatakan, setiap anggota kelab menyetor sejumlah dana wajib dalam jumlah yang tidak terlalu besar setiap kali pertemuan. Selain itu, anggota bisa menyetorkan dana sukarela. Untuk penghitungannya, dana yang masuk akan dihitung secara proporsional.

Sebagai contoh, kelab tersebut dibentuk dengan modal awal Rp 10 juta, dengan setiap anggota menyetor Rp 1 juta, atau 10%. Setelah sebulan, pada saat pertemuan rutin, katakanlah dana tersebut berkembang menjadi Rp 11 juta. Artinya, uang setiap anggota berkembang menjadi Rp 1,1 juta, dengan porsi kepemilikan tetap sama, 10%. Kalau pada saat itu semua anggota menyetor dana wajib, katakanlah Rp 100.000,- maka dana berkembang menjadi Rp 12 juta, masing – masing dengan kepemilikan 10%.

Selain dana wajib, setiap anggota boleh menambah dana investasi secara sukarela. Misalkan, dalam bulan itu ada dua anggota yang masing – masing memasok Rp 1 juta, maka total dana yang terkumpul menjadi Rp 14 juta. Pada saat ini dana milik dua anggota yang memasok secara sukarela menjadi Rp 2.200, atau 15,7%, yakni Rp 2,2 juta dibagi Rp 14 juta. Sedangkan dana milik delapan anggota yang lain masing – masing Rp 1,2 juta, atau 8,6%.

Sampai tahap tertentu, mekanisme pengumpulan dana penghitungan dan kelab investasi ini mirip seperti yang berlaku reksa dana. Bedanya, pembeli reksa dana akan menjadi investor pasif, yang tidak mengontrol dananya. Investor reksa dana menyerahkan pengelolaan dananya kepada fund manager yang bekerja di perusahaan pengelola reksa dana yang bersangkutan. Di kelab investasi, semua anggota terlibat secara aktif, mulai dari pengelolaan dana dan sekuritas sampai pada pengelolaan administrasinya.

Mari kita lihat bagaimana kelab investasi beroperasi. Seperti dilakukan kelab investasi dalam ilustrasi ilustrasi di atas, selama periode tertentu kelab menunjuk dua orang yang bertindak sebagai fund manager, yang akan melakukan transaksi saham. Namun demikian, keputusan investasi dilakukan bersama – sama. Namun demikian, keputusan investasi dilakukan bersama – sama. Untuk keperluan transaksi, kelab tersebut menggunakan akun salah seorang di perusahaan efek, karena nilai investasi masih terlalu kecil untuk membuka akun sendiri. Kelab membuka sebuah akun simpanan di sebuah bank dengan menggunakan nama salah seorang anggota.

Bergabunglah dengan Asosiasi Investor Sekuritas

Di Amerika Serikat ada lembaga yang bernama the National Association of Investors Corporation (NAIC), sebuah organisasi non-profit yang dibentuk oleh dan untuk masyarakat investor sekuritas. Ada kelab investasi anggota NAIC yang sudah berusia 40 tahun dan mayoritas kelab investasi mampu memperoleh kinerja yang lebih baik daripada Indeks S&P 500.

Aktivitas NAIC yang utama adalah membantu investor individu dalam berinvestasi di sekuritas. Bahkan NAIC juga mempunyai sebuah program agar investor individu kelas teri dapat membeli saham dengan biaya murah. Selain itu, NAIC juga membantu individu membentuk serta mengoperasikan kelab investasi.

Di Indonesia lembaga seperti NAIC juga ada meskipun masih sangat terbatas perannya, yakni Masyarakat Investor Sekuritas Indonesia (MISI).

Caveat Emptor

Keterbatasan dana dapat menjadi alasan penting untuk membentuk sebuah kelab investasi. Tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah menjadikan kelab sebagai tempat bagi anggotanya belajar tentang cara berinvestasi yang benar. Pertemuan bulanan misalnya dapat dijadikan wahana diskusi tentang konsep investasi atau perkembangan pasar modal yang banyak diberitakan media massa. Nantinya, saat pengetahuan dan dana terkumpul cukup banayak, anggota bisa membentuk portofolio investasinya sendiri atau bahkan dapat menjadi fund manager professional. Banyak pengelola dana kelas dunia memulai karirnya dari kelab investor.

Agar dapat beroperasi secara efektif, jumlah anggota yang ideal sebuah kelab investasi adalah antara 10-20 orang.Tetapkan jumlah setoran serendah mungkin sehingga tidak ada alasan bagi seseorang untuk tidak menjadi anggota kelab. Dari sini, syarat utama menjadi anggota adalah kesediaan untuk bekerja, belajar dan bergerak bersama dengan anggota lain mengembangkan dana bersama.

Karena kelab investasi melibatkan banyak orang maka semua anggota harus siap bekerja keras agar dapat mengambil manfaat sebesar – besarnya dan menangani masalah yang mungkin timbul. Oleh karena itu kelab harus mengembangkan mekanisme internal untuk menyelesaikan perbedaan yang mungkin timbul. Hilangkan peluang yang memungkinkan adanya ketidakpercayaan dengan mengurangi peluang untuk timbulnya kecurigaan. Misalnya, lakukan audit secara bersama – sama atas asset kelab yang ada. Selain itu, anggota kelab perlu memahami bahwa gain mungkin tidak diperoleh pada tahun – tahun pertama.

0 comments: